Halo semuanya~ sudah lama kita tidak bersua, hehehe. Sebenernya aku lagi curi-curi waktu buat posting setelah beberapa bulan tidak posting apapun. Karena persiapan UAN, AndyLau state karena pilihan PTN buat SNMPTN, dlldsbdst. dan besok pun aku harus Try Out. Doakan semoga sukses ya, aamiin... :)
Kali ini aku lagi concern dengan topik Young Marriage a.k.a Nikah Muda. Tiba-tiba kepikiran buat posting ini karena prihatin aja sih, banyak yang nikah muda karena keterpaksaan.
Kalau kita mikir nikah muda, usia berapa sih yang masuk kategori itu? According to our law, pasal 7 UU No. 1 Tahun 1974, perkawinan diizinkan kalau usia laki-lakinya 19 tahun dan perempuan 16 tahun. But, di bawah usia itu pun bisa aja dilaksanakan kalau pengadilan dan kedua ortu mengizinkan.
Sumber: GoGirl! |
Marriage is challenging, tapi buat mengambil keputusan untuk nikah muda harus perlu banyak pertimbangan. Nih alasannya...
- Maturity Issue, menikah butuh kedewasaan yang tinggi dari kedua belah pihak. Termasuk untuk mengurus anak dan melakukan banyak pengorbanan. In a marriage, ego bakal harus ditekan serendah mungkin. Banyak yang nggak melakukan hal itu dan akhirnya memilih bercerai.
- Economy Issue, sebuah keluarga butuh kemapanan. Walau kelihatannya sepele, everybody knows kalau masalah ekonomi jadi pemicu utama perceraian.
- Apakah dia pilihan yang terbaik, atau dia pilihan yang ada? Menyeleksi dan mendapatkan pasangan yang terbaik akan menghindarkan kita dari pernyataan “Ahhh.. coba aku tidak menikah buru-buru dulu, ternyata ada yang lebih baik daripada dia.” Menghindarkan kita dari kemungkinan adanya perselingkuhan karena alasan kita tidak merasa puas dengan kualitas pasangan yang sudah kita pilih menjadi pasangan hidup kita.
- Data Proves It, Kementrian Agama mencatat, 80% perceraian yang terjadi berasal dari rumah tangga usia muda. Sebagian disebabkan oleh pernikahan dini, dan rata-rata perempuan yang jadi penggugat. Alasannya adalah emosi yang nggak terkendali, cekcok, juga nggak siap psikis dan ekonomi.
Lingkungan sosial emang berperan besar. Mulai dari stigma 'perawan tua', 'nggak laku' sampe postingan kehidupan pernikahan pernikahan yang kita lihat, semua 'berebut neken' kita untuk berkeluarga as soon as possible. But lets ask ourself, are we really ready, atau cuma ngerasa takut ditinggal temen-temen nikah dan nggak mau dicap dengan stigma? Apa iya rela buru-buru nikah sama siapapun cuma karena ketakutan itu? Well, One action will impact our whole life in the future.
nikah muda itu fine2 aja sih, tapi memilih untuk mempersiapkan masa depan sebaik mungkin juga ga ada salahnya, tinggal disesuaikan aja sama kondisi dkiri sendiri sama masyarakat, jadi dengan banyaknya pertimbangan itu akan menghasilkan keputusan yang tepat
ReplyDelete