Friday, March 22, 2013

Public Display of Affection (PDA)

     


     Pernah nggak ngelihat orang yang sukaaa banget cari perhatian di depan umum? PDA yang biasanya sering kita lihat adalah para couple yang lagi dimabuk asmara, entah itu hugging, cheek kissing, kissing bahkan ada yang sampai beradegan panas di depan umum. Hadeeh, ajegile benerrr. Tapi apa sih arti PDA itu?
     PDA adalah singkatan dari Public Display of Affection. Public Display of Affection pada dasarnya adalah memperlihatkan emosi antara dua orang yang saling menyayangi dalam ranah publik. Jadi sebenarnya PDA bisa berbentuk pelukan. Tapi, PDA lebih sering diidentikan dengan kelakuan pasangan kekasih, in terms of sexual sense: holding hands, hugging, petting and kissing, back rubs, sitting on laps – are all forms of attachment.
     Jadi, walaupun emosi itu sifatnya pribadi – tapi karena menyangkut pasangan kita dan ranah publik (bisa orang lain, bisa masyarakat, bisa norma masyarakat, bisa norma agama, bisa aturan pemerintah, bisa aturan sekolah) menurutku banyak hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan PDA.

  1. Kenyamanan pasangan kita. Mungkin penting untuk dipertimbangkan apakah pasangan kita juga setuju dan menikmati PDA? Jenis PDA apa yang bisa ditoleransi oleh pasangan kita.
  2. PDA boleh jadi hak pribadi. Tapi jangan lupa kalau tiap masyarakat itu punya normanya sendiri! Pernah lihat di film-film barat ada adegan cowok dan ceweknya itu kissing di tempat umum? Nah, di film kita? Nggak kan?
  3. Ada orang lain yang juga punya hak atas kenyamanan di tempat umum. Ada orang yang nggak menoleransi sikap-sikap kayak gitu. Risih!
     Menurut Gia Recio berpegangan tangan, berpelukan dan kecupan ringan adalah bentuk PDA yang umumnya bisa diterima oleh masyarakat (hampir) di mana saja, tapi – don’t let your hands wander too far! Anyway, aku dengan setuju pendapat Recio: there’s a time and place for everything.

Diedit seperlunya dari sumber

No comments:

Post a Comment